Nabi Hud -alaihissalam- adalah seorang Nabi yang diutus Allah- subhanahu wata'ala- kepada kaumnya yaitu kaum 'Aad.
Mereka berasal dari suku Arab yang menempati al-Ahqaf atau pegunungan pasir yang terletak di negeri Yaman, tepatnya diantara Oman dan Hadhramaut.
Kaum Aad adalah salah satu kaum dari keturunan Nabi Nuh ---'alaihissalam-, yang mana ketika banjir bandang menimpa kaum Nabi Nuh -'alaihissalam-, maka tersisalah di muka bumi orang-orang yang beriman kepada beliau, mereka adalah putra-putra beliau yaitu Sam, Ham dan Yafits, kemudian mereka pun beranak-pinak hingga akhirnya dari keturunan Sam terlahirlah kaum 'Aad. Kaum inilah yang pertama kali melakukan kembali perbuatan kesyirikan setelah peristiwa banjir bandang di zaman Nabi Nuh -'alaihissalam-.
Allah -subhanahu wata'ala- menganugerahkan kepada kaum 'Aad keutamaan yang begitu banyak berupa perawakan mereka yang besar serta kekuatan tubuh mereka yang tidak Allah anugerahkan kepada kaum selain mereka, Allah -subhanahu wata'ala- pun menganugerahkan kepada mereka berbagai nikmat yang sangat banyak seperti binatang-binatang ternak yang merupakan sumber makanan, minuman, pakaian dan alat transportasi bagi mereka, Keturunan yang merupakan salah satu sumber kebahagiaan serta sebagai generasi penerus mereka. Kebun-kebun dimana mereka dapat bercocok tanam serta mata air yang melimpah, hingga perkampungan mereka menjadi daerah yang amat subur dan makmur. Namun karunia Allah -subhanahu wata'ala- atas mereka ini tidaklah membuat mereka bersyukur dengan cara mengesakan Allah dalam ibadah, mereka malah menyombongkan diri dan melakukan kesyirikan dengan cara menyembah berhala-berhala yang mereka pahat dengan tangan mereka lalu berhala-berhala itu mereka berikan nama dan mereka menganggap bahwa itu adalah tuhan mereka.
Tahun demi tahun berlalu, kekufuran dan kesyirikan kaum 'Aad makin merejalela, kesombongan merekapun semakin menjadi-jadi. Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah -subhanahu wata'ala-
"Adapun kaum'Aad maka mereka telah menyombongkan diri di muka bumi tanpa dasar seraya berkata: 'Memangnya ada yang lebih kuat dari kami?!' apakah mereka tidak sadar bahwa Allah Yang Menciptakan mereka jauh lebih dahsyat kekuatan-Nya daripada mereka?! Dan mereka adalah kaum yang mengingkari tanda-tanda (kekuatan) Kami." (QS. Fusshilat: 15)
Maka Allah -subhanahu wata'ala- mengutus dari mereka seorang rasul yang mengajak mereka untuk kembali mentauhidkan Allah, dan meninggalkan kebiasaan nenek moyang mereka berupa peribadatan kepada selain Allah, dia adalah nabi Hud -'alaihissalam-.
"Dan kepada kaum 'Aad (kami utus) saudara mereka, yaitu Hud. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan yang berhak kalian ibadahi dengan benar selain Dia. (selama ini) kalian hanyalah mengada-ada saja." (QS. Hud:50)
Nabi Hud -'alaihissalam- mendakwahi kaumnya dengan mengingatkan mereka akan nikmat-nikmat Allah -subhanahuwata'ala- yang dianugerahkan kepada mereka. Nabi Hud -'alaihissalam- berkata kepada kaumnya:
"Dan ingatlah bahwa Allah-lah Yang telah menjadikan kalian sebagai penguasa pengganti sesudah kaum Nuh, dan Allah jualah yang telah melebihkan kekuatan tubuh dan perawakan kalian (daripada kaum Nuh itu) maka ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya kalian beruntung." (QS. Al-A'raf: 69)
Nabi Hud -'alaihissalam- juga berkata:
"Bertakwalah kepada Allah Yang telah menganugerahkan kepada kalian (berbagai nikmat) yang kalian ketahui, seperti binatang-binatang ternak, keturunan, kebun-kebun dan mata air." (QS. Asy-Syu'ara: 132-134)
Namun kaum 'Aad adalah kaum yang keras kepala dan pembangkang, mereka malah berkata:
""Apakah kamu datang kepada kami untuk memalingkan kami dari (menyembah) tuhan-tuhan kami? Maka datangkanlah kepada kami azab yang telah kamu ancamkan kepada kami jika kamu termasuk orang-orang yang benar." (QS.Al-Ahqaf: 21)
Mereka juga berkata:
"Sama saja bagi kami, baik kamu memberi nasehat atau pun tidak (kami tidak akan beriman kepadamu). (agama dan kebiasaan yang kami anut) ini tidak lain hanyalah kebiasaan orang dahulu. Dan kami sekali-kali tidak akan disiksa karenanya." (QS. Asy-Syu'ara: 136-138)
Kaum 'Aad bukan hanya menolak dakwah nabi Hud -'alaihissalam- bahkan mereka menuduhnya sebagai orang yang bodoh, gila, dan pendusta. Mereka berkata:
"Sesungguhnya kami benar-benar memandang kamu dalam keadaan kurang akal dan seesungguhnya kami menganggap kamu termasuk orang yang berdusta." (QS. Al-A'raf: 66)
Meski demikian Nabi Hud -'alaihissalam- menghadapi mereka dengan penuh kesabaran dan menjelaskan kepada mereka bahwa beliau adalah benar-benar utusan Allah yang bertugas menyampaikan risalah Tuhan semesta alam, yang mana beliau melakukan ini atas dasar kasih sayang terhadap mereka dan beliau benar-benar ikhlas melakukannya, beliau tidak mengharapkan imbalan apapun dari mereka, beliau hanya mengharapkan pahala dari Allah yang telah mengutusnya, karena di tangan-Nya lah kebaikan dunia dan akhirat.
Nabi Hud -'alaihissalam- tak henti-henti mendakwahi mereka ke jalan Allah -subhanahu wata'ala- dengan lemah lembut, namun kesombongan serta kekufuran mereka makin menjadi-jadi. Maka Allah -subhanahu wata'ala- menahan hujan untuk turun kepada mereka dan menimpakan kepada mereka kemarau yang panjang selama kurang lebih 3 tahun hingga kehidupan mereka menjadi sangat sulit, hewan ternak banyak yang mati dan kebun-kebun mereka menjadi kering kerontang. Melihat keadaan yang seperti ini nabi Hud -alaihissalam- kembali mendakwahi mereka dengan cara lain, yaitu dengan memotivasi mereka agar mereka memohon ampunan kepada Allah -subhanahu wata'ala- atas perbuatan dosa yang mereka lakukan dan bertaubat kepadaNya. Karena dengan itu niscaya Allah akan menurunkan hujan bagi mereka, dan meraka akan hidup kembali dalam kenikmatan yang telah mereka nikmati sebelumnya.
Nabi Hud -'alaihissalam- berkata kepada kaumnya:
"Hai kaumku, mohon ampun kemudian bertaubatlah kalian kepada Tuhan kalian, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang sangat deras untuk kalian, serta menambahkan kekuatan kalian berkali-kali lipat. Maka janganlah kalian berpaling dengan berbuat dosa." (QS: Hud: 52)
Namun nasihat nabi Hud -'alaihissalam- sama sekali tidak membuat hati mereka luluh meski kondisi mereka dalam keadaan yang sulit, karena mereka adalah kaum yang durhaka, angkuh, bewatak keras lagi sombong, mereka malah berkata kepada nabi Hud -'alaihissalam- sebagaimana firman Allah:
"Hai Hud, kamu sama sekali tidak mendatangkan kepada kami suatu bukti yang nyata. Dan kami sekali-kali tidak akan meninggalkan sesembahan-sesembahan kami hanya karena perkataanmu. Dan kami sekali-kali tidak akan mempercayai kamu". (QS. Hud: 53)
Nabi Hud -'alaihissalam- tak kenal lelah dalam mendakwahi kaumnya, setelah berbagai cara dakwah beliau tempuh, maka kali ini beliau menggunakan cara tarhiib, mengingatkan mereka akan azab Allah -subhanahu wata'ala-. Beliau -'alaihissalam- berkata:
"Janganlah kamu menyembah selain Allah, sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa azab hari yang besar." (QS.Al-Ahqaf: 21)
Alih-alih mereka takut akan datangnya azab Allah, mereka justru menantang nabi Hud -'alaihissalam- untuk mendatangkan azab tersebut kepada mereka.
"Mereka berkata: 'Apakah kamu datang kepada kami agar kami hanya menyembah Allah saja dan meninggalkan apa yang biasa disembah oleh nenek moyang kami? Silahkan datangkan azab yang kamu ancamkan kepada kami jika kamu memang seorang yang jujur.'" (QS. Al-A'raf: 70)
Akal sehat kaum 'Aad telah tertutup untuk menerima petunjuk dan kebenaran, hati mereka mengeras layaknya batu yang tidak tersentuh dengan nasihat-nasihat. Ketika pembangkangan kaum 'Aad telah mencampai puncaknya, nabi Hud -'alaihissala- berkata:
"Sungguh sudah pasti kamu akan ditimpa azab dan kemarahan dari Tuhanmu." (QS. Al-A'raf: 71)
Nabi Hud -'alaihissalam - juga berkata:
"Jika kamu tetap berpaling , maka sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu apa (amanat) yang aku diutus (menyampaikan) nya kepadamu. Dan Tuhanku akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain (dari) kamu." (QS. Hud:57)
Telah disebutkan sebelumnya bahwa Allah -subhanahu wata'ala- menahan hujan untuk turun atas kaum 'Aad, hingga perkampungan mereka dilanda kekeringan yang sangat parah.mereka pun meminta untuk diturunkan hujan namun dengan cara yang dimurkai Allah. Suatu hari mereka melihat dari kejauhan awan hitam yang tebal datang menuju mereka, merekapun serta-merta bergembira melihatnya, mereka mengira awan tersebut membawa hujan yang penuh rahmat, yang akan menyuburkan kembali kebun-kebun dan ternak mereka seraya berkata: Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami, namun tidaklah demikian, itu adalah awan yang membawa azab bagi mereka, sebagaimana diceritakan dalam al-Qur'an:
"Maka tatkala mereka melihat azab itu datang berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka, berkatalah mereka: 'Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami.' (sekali-kali bukan) melainkan itu adalah azab yang kalian minta untuk disegerakan, (yaitu) angin yang mengandung azab yang pedih, yang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya, maka jadilah mereka tidak ada yang kelihatan lagi kecuali (bekas-bekas) tempat tinggal mereka. Demikianlah Kami memberi balasan kepada kaum yang berdosa." (QS. Al-Ahqaf: 24-25)
Sungguh azab Allah -subhanahuwata'ala- yang pedih itu pasti menimpa mereka, Al-Qur'an al-Karim telah menceritaka kepada kita bagaimana pedihnya siksaan tersebut, sebagaimana FirmanNya:
"Kaum 'Aad pun telah mendustakan (rasul-Ku), maka lihatlah betapa dahsyatnya azab dan peringatan-Ku. Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada mereka angin yang sangat kencang pada hari nahas yang terus menerus, yang menggelimpangkan manusia seakan-akan mereka pokok kurma yang tumbang." (QS. Al-Qaqar: 18-20
Dan Firman Allah -ta'ala-:
"Adapun kaum 'Aad maka mereka telah dibinasakan dengan kejadian yang luar biasa. Yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus, maka kamu lihat kaum 'Aad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul-tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk). Maka kamu tidak melihat seorangpun yang tinggal diantara mereka." (QS. Al-Haqqah: 6-8)
Kesombongan, keangkuhan serta kekufuran kaum 'Aad menjadi malapetaka bagi mereka, merekalah yang sebelumnya pernah berkata: "Memangnya ada yang lebih kuat dari kami?" Sungguh Allah subhanahu wata'ala- telah menjawab langsung pertanyaan mereka ini dengan mengirim salah satu tentara Allah -subhanahu wata'ala- yang bersifat lembut dan tak terlihat oleh kasat mata, yaitu angin yang dapat membinasakan mereka, angin tersebut berhembus kencang ke perkampungan mereka, menghancurkan semua ada di sana dari rumah-rumah dan bangunan yang megah dan kokoh, bahkan tubuh-tubuh mereka yang besar dan kuat diterbangkan dan diombang-ambingkan di udara, kemudian dijatuhkan ke tanah dengan mendarat kepala terlebih dahulu, hingga kepala mereka menjadi pecah. Jasad-jasad mereka pun bergelimpangan tanpa kepala. Angin tersebut sangat dingin dan bergemuruh, dan mengepung mereka selama 7 malam 8 hari, bahkan sebagian mereka yang sempat melarikan diri dari azab tersebut ke galam gua dan lorong-lorong dapat dikejar. Sungguh azab ini tidaklah menyisakan seorangpun dari kaum yang kafir nan sombong. Demikian lah Allah -subhanahuwata'ala- memberikan balasan kepada kaum pendosa.
Posting Komentar untuk "Kisah Nabi Hud Alaihissalam"